CARA MENGKULTUR ROTIFERA SEBAGAI ASUPAN PERTAMA BURAYAK IKAN CUPANG
Rotifera merupakan salah satu pakan alami yang cocok sebagai asupan utama larva ikan cupang yang diguunakan para pembudidaya ikan cupang.
Rotifera termasuk kedalam filum invetrebrata yang lebih dan secara dekat dikaitkan
dengan cacing gelang (nematoda). Ada tiga kelas Rotifera yaitu (1) Seisionidea, (2) Bdelloidea, (3) Monogononta, kelas dimana terdapat Branchionus plicatilis, B. calyciflorus, dan B. rubens Kelas Monogononta memiliki sirklus hidup partenogenetik yang terdiri dari
fase seksual dan aseksual. Sebagian masa hidupnya berada dalam fase aseksual namun pada lingkungan tertentu kelompok ini dapat melakukan reproduksi seksual dan aseksual secara serentak. faktor-faktor yang menentukan jenis kelamin masih belum dipahami namun faktor makanan, tidak adanya stress fisiologis dan juga genetik memainkan peranan yang
penting dalam hal ini.
Teknik Kultur Rotifera ( Branchionus sp )
a. Pembibitan
Rotifera merupakan pakan alami yang membutuhkan teknik yang matang dalam melakukan
pembibitan untuk mendapatkan kultur rotifara yang bagus. Langkah pertama yaitu
menyiapkan wadah berupa bak tembok atau bak fiberglass dengan ukuran 25 liter atau
wadah lain tersedia. Wadah dibersihkan dengan cara mencuci kemudian mengeringkannya
di bawah sinar matahari.
Media pemeliharaan yang dipakai adalah ekstrak pupuk kandang seperti kotoran ayam atau
kotoran kuda. Media pemeliharaan dibuat dengan cara merebus kotoran ayam atau kuda
dalam panic sebanyak 500 g/liter air. Setelah dimasak, kotoran disaring dengan
menggunakan kain blacu atau kain trilin.
Cairan hasil penyaringan ditampung dalam bak fiberglass ukuran 25 liter dan diencerkan
dengan menambahkan air kolam 5-10 liter. Penambahan air kolam bertujuan agar bakteri
dan jasad renik sebagai pakan rotifer dapat tumbuh.
Pada hari ketujuh, bibit rotifer yang diperoleh dari perairan umum dimasukkan ke dalam
media pembibitan. Untuk memastikan ada tidaknya rotifer dalam air harus dilakukan
pengamatan di bawah mikroskop. Dalam waktu 1-2 minggu rotifer sudah berkembang
dengan baik, dan dapat diinokulasikan untuk dipelihara.
b. Pemeliharaan
• Dalam Akuarium ( Terbatas )
Ukuran akuarium yang dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan adalah 60 x 40 x 50
cm, sedangkan fiberglass yang biasa dipakai adalah yang berukuran hingga 1 ton. Wadah
dicuci bersih dan dikeringkan di bawah terik matahari.
Akuarium diisi dengan air kolam dan volume air yang dimasukkan dihitung. Hal ini
diperlukan untuk memperkirakan jumlah pupuk yang akan digunakan. Pupuk yang digunakan
adalah kotoran ayam atau kotoran kuda dengan dosis 300-400 g/liter air. Pemberian pupuk dilakukan dengan jalan membungkus pupuk tersebut dalam kain, kemudian digantung
hingga seluruh pupuk terendam air.
Setelah tujuh hari, kondisi air media sudah siap sitebari bibit rotifer. Panen dapat
dilakukan pada minggu berikutnya ketika populasi rotifera mencapai puncak. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan planktonnet dengan cara menciduk langsung atau melaluio
penyifonan. Kepadatan populasi akan bisa dipertahankan tetap tinggi selama satu bulan
apabila setiap 5-6 hari dilakukan pemupukan ulang sebanyak separuh dosis pupuk awal.
• Dalam Kolam (Massal)
Kolam yang digunakan bisa kolam tembok atau kolam tanah yang berukuran antara 100-00
m2. Kolam dikeringkan slama 2-4 hari hingga dasarnya menjadi pecah-pecah. Pencangkulan
dan pembajakan dilakukan untuk membalik tanah dasar kolam sehingga udara dapat masuk
ke dasar kolam. Perbaikan-perbaikan dilakukan pada saluran pemasukan serta kebocorankebocoran
yangada pada tanggul ditutup.
Untuk memperbaiki pH tanah iar dan membunuh bibit-bibit penyakit dilakukan pengapuran
dengan memakai kepur pertanian atau kapur tohor 200-300 g/m2. Pemupukan dilakukan
dengan cara menebar irisan jerami atau daun kol secara merata dengan dosis 500 g/m2 air.
Kolam diisi air hingga menggenang.
Penyemprotan insektisida dilkukan pada hari keempat setelah penggenangan. Insektisida
yang dipakai adalah Sumithion 50 EC dengan dosis 4 ppm untuk membunuh organism lain
seperti cladocera yang menjadi pemangsa rotifera. Pada hari keenam atau ketujuh setelah
penyemprotan, pemeliharaan rotifera dapat dilakukan.
Seminggu kemudian rotifera sudah mencapai populasi puncak dan siap dipanen. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan planktonnet. Cara pemanenannya yaitu ciduk air kolam
kemudian air yang terkonsentrasi pada tabung planktonnet ditampung dalam ember. Cara
lain panen rotifera adalah dengan menggunakan pompa air yang di alirkan pada wadah
tertentu.
Pemupukan ulang perlu dilakukan untuk mempertahankan populasi rotifera dengan dosis
sebanyak setengah dosis pemupukan awal. Sebaiknya pemupukan dilkukan setiap 5-6 hari
sekali.
berikan rotifera untuk burayak cupang yang berumur 3 hari-10 hari, setelah itu cupang bisa diberikan kutu air yang berwarna merah untuk pertumbuannya.
Ada cara lain agar burayak cepat besar, berikut adalah caranya : makanan burayak ikan cupang
BalasHapusInformasi selengkapnya tentang ikan cupang cupang sehat